SNN, Bitung | Praktik mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar di Kota Bitung semakin terang-terangan. Aktivitas bongkar muat di salah satu dermaga pelabuhan diduga kuat dikendalikan oleh PT Ezra Ezar Karunia Jaya (EEKJ), perusahaan milik Hari Mulyono alias Bos Ai, yang namanya sudah lama mencuat sebagai dalang besar jaringan mafia solar di Sulawesi Utara.
Hasil pantauan awak media memperlihatkan dua unit mobil tangki biru putih bertuliskan PT EEKJ keluar dari gudang penimbunan BBM milik Bos Ai. Gudang itu menampung solar hasil “tab-tab” truk di berbagai SPBU. BBM bersubsidi kemudian dipindahkan ke mobil tangki dan dipasarkan ke industri serta pabrik dengan harga non-subsidi, menghasilkan keuntungan miliaran rupiah setiap bulan.
Menurut informasi yang dihimpun, Bos Ai bukan pemain baru. Ia disebut sudah bertahun-tahun menjalankan bisnis haram ini, berpindah-pindah modus mulai dari penampungan kecil hingga kini menguasai jaringan distribusi dengan armada tangki sendiri. Tidak sedikit laporan masyarakat yang masuk terkait praktik ilegalnya, namun hingga kini tak ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.
Masyarakat menduga, kebal hukumnya Bos Ai tidak lepas dari dugaan setoran ke oknum aparat sehingga gudang penimbunan dan mobil tangkinya bebas beroperasi.
“Kalau tidak ada bekingan kuat, mustahil mafia solar bisa bergerak terbuka seperti ini. Kami masyarakat kecil yang butuh solar subsidi justru jadi korban, sering tidak kebagian,” ujar seorang warga Bitung yang enggan disebut namanya.
Jaringan Bos Ai disebut memiliki akses luas, mulai dari SPBU, gudang penyimpanan, hingga dermaga pelabuhan. Aktivitasnya dilakukan terang-terangan seolah negara tidak berdaya menindak mafia yang merugikan rakyat dan keuangan negara.
Fenomena ini menimbulkan kecurigaan publik bahwa Polres Bitung maupun Polda Sulut sudah tutup mata. Desakan pun menguat agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan langsung.
“Kami meminta Kapolri segera memerintahkan Kapolda Sulut untuk membongkar jaringan Bos Ai. Jangan biarkan mafia solar terus merajalela, sementara rakyat kecil susah mencari solar subsidi,” tegas warga.
Jika dibiarkan, praktik mafia solar bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menguras subsidi negara dan memperkaya segelintir orang yang bermain di balik nama besar Bos Ai.
(DF)