Daerah  

Minahasa Darurat BBM: 2 SPBU Diduga Jadi Sarang Mafia BBM Subsidi, Aktivis Minta Kapolres Jangan Tutup Mata

Minahasa Darurat BBM: 2 SPBU Diduga Jadi Sarang Mafia BBM Subsidi, Aktivis Minta Kapolres Jangan Tutup Mata

Minahasa – sibernasionalnews.com- Dugaan praktik penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali memicu kegelisahan masyarakat Kabupaten Minahasa. Beberapa SPBU di wilayah Tondano, termasuk SPBU Roong dan SPBU Ranowangko, diduga menjadi pusat operasi jaringan mafia solar bersubsidi yang bekerja secara sistematis dan terorganisir. Senin 18/08/2025

Desakan kepada aparat penegak hukum kian menguat. Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Direktorat Metrologi, BPH Migas, dan PT Pertamina didorong segera turun tangan menyusul maraknya laporan masyarakat terkait dugaan permainan kotor dalam distribusi BBM subsidi di lapangan.

Laporan dan kesaksian warga menunjukkan para oknum mafia BBM ini memakai mobil dump truk untuk mengisi solar subsidi berkali-kali dalam sehari, melanggar aturan pemerintah yang membatasi pengisian satu kali perkendaraan melalui sistem barcode Pertamina. Sementara itu, masyarakat umum kerap tidak kebagian.

“Kami antre sejak subuh, tapi solar selalu habis saat giliran kami. Kendaraan tertentu malah bisa bolak-balik isi drum dan jerigen. Ini jelas bukan distribusi yang adil,” keluh seorang warga yang diwawancarai di SPBU Ranowangko

Solar subsidi yang dikumpulkan tersebut diduga ditimbun di sejumlah gudang ilegal dan dijual kembali ke pasar gelap dengan harga industri, mencapai wilayah Bitung, Minahasa Selatan, Kotamobagu, Mitra, hingga Gorontalo.

Menurut sumber yang bisa dipercaya dan meminta namanya disamarkan menyebut bahwa semua mafia BBM yang ada di Minahasa diatur oleh Ci Ve istri seorang oknum aparat berinisial Ginting. G disebut menjadi aktor sentral yang mengatur distribusi dan melindungi jalannya operasi mafia solar di Tondano.

Beliau dikenal aktif “merapikan” laporan dan keluhan warga, perempuan ini disebut mengendalikan jaringan dengan keterlibatan langsung para operator lapangan.

Sebuah gudang di Desa Rinegetan, Tondano Barat, milik oknum berinisial G, dilaporkan disewakan kepada tiga mafia solar: Berry, Rico, dan Baco. Gudang ini menjadi titik konsolidasi utama distribusi ilegal BBM subsidi ke sektor industri.

Tak hanya itu, jaringan ini juga menyewa armada dalam jumlah besar, memperkuat dugaan bahwa kegiatan mereka terstruktur dan mendapat dukungan dari pihak-pihak dalam. Lebih dari sekadar operasi ilegal muncul nama-nama seperti Rico, Baco, dan Josua yang Diduga sebagai koordinator lapangan utama.

Sedangkan G (Ginting) Oknum aparat yang diduga membekingi jalannya operasi dan menyediakan gudang penimbunan. Sedangkan BG alias Billy alias “Gus Dur” mengelola gudang di wilayah Wawalintoan.

Adanya keluhan masyarakat ini mendapat respon keras dari salah seorang aktivis Sulut, Dedi Loing yang secara tegas meminta Kapolres Minahasa, AKBP Steven Simbar, agar bertindak tanpa kompromi serta tidak main-main dalam menyelesaikan masalah ini

“Jangan ada tebang pilih. Bila perlu, periksa semua SPBU di Tondano. Jika ada oknum polisi terlibat, harus diusut sampai tuntas. Mafia BBM hidup karena ada kolaborasi dari dalam,” tegas Loing

Masyarakat kini menanti langkah tegas dari Kapolda Sulut, Irjen Pol. Roycke Harry Langie, dan seluruh jajaran aparat penegak hukum untuk menghentikan praktik kejahatan terorganisir yang merugikan negara dan rakyat kecil. Transparansi, integritas, dan komitmen pemberantasan mafia BBM menjadi harapan besar. Negara tidak boleh kalah oleh mafia.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta Dilindungi