Daerah  

Aksi damai putra putri pejuang Gayatri warnai gedung DPRD Tulungagung.20 Tuntutan menggema

  • <£ Tulungagung – siber NASIONAL NEWS.

Suasana halaman depan Gedung DPRD Tulungagung terlihat tenang dan sejuk. Namun suasana berubah drastis ketika jarum jam menunjuk pukul 11.00 WIB. Ratusan massa Putra Putri Pejuang Sejati Gayatri Raja Patni datang berbondong-bondong, membawa semangat perjuangan rakyat.

 

Sorak-sorai yel-yel perjuangan dan bentangan spanduk berisi aspirasi membuat suasana mendadak bergelora. Mereka datang bukan sekadar untuk bersuara, tetapi untuk menegaskan 20 tuntutan rakyat yang selama ini  ternilai terabaikan

Massa yang hadir bukan hanya dari kota, tapi juga desa-desa. Empat kelompok masyarakat (Pokmas) turut serta, yakni dari Desa Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung; Desa Nyawangan dan Desa Picisan di Kecamatan Sendang; serta Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir…

Isu utama yang digelorakan adalah sengkarut Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Desa Ngepoh. “TORA bukan untuk konglomerat, TORA adalah hak petani kecil!” teriak salah seorang orator dari atas mobil komando, disambut riuh tepuk tangan massa.

Tak lama berselang, halaman DPRD semakin penuh. Massa akhirnya ditemui langsung oleh Bupati Tulungagung, Ketua DPRD, dan Kepala Kantor ATR/BPN, didampingi jajaran Forkopimda – Kapolres, Dandim, Satpol PP, hingga Damkar. Pertemuan berlangsung hangat, aspirasi rakyat disampaikan dengan tegas, dan pemerintah daerah mendengarkannya dengan seksama.

 

Aksi ini berakhir damai. Tidak ada kericuhan, justru suasana penuh semangat kebersamaan. “Hari ini bukti bahwa rakyat Tulungagung bisa menyampaikan aspirasi dengan damai. 20 tuntutan sudah tersampaikan, dan kami akan terus mengawal,” ucap seorang perwakilan massa penuh optimisme.

Dengan tertibnya aksi ini, Pejuang Gayatri Raja Patni seolah memberi pesan bahwa perjuangan rakyat tidak pernah padam. Mereka datang bukan hanya untuk menuntut, tapi juga untuk menunjukkan kesadaran bersama: rakyat berdaulat, pemerintah wajib mendengarkannya .

 

Pewarta Ade Rudiana

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta Dilindungi