Deflasi yang berkelanjutan, Indonesia terancam ke arah Resesi

SNN, JABAR (4/3/2025) –  Saat ini Indonesia sedang mengalami deflasi tiga bulan berturut-turut, gelombang PHK secara besar besaran membuat beberapa pabrik yang sudah puluhan tahun beroperasi akhirnya terpaksa harus gulung tikar. ini tanda bahaya yang jarang terjadi dan berisiko besar bagi perekonomian, Meskipun deflasi disatu sisi dapat menguntungkan konsumen namun deflasi yang terlalu lama dan tinggi dapat merusak perekonomian.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,76 persen pada Januari 2025, 0,48 persen pada Februari 2025, serta indikasi berlanjut pada Maret 2025.

Deflasi ini bukan hanya sekadar penurunan harga barang dan jasa, tetapi juga mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat. Ketika masyarakat menahan belanja karena ekspektasi harga akan terus turun, roda ekonomi melambat, dan dampaknya mulai terasa di berbagai sektor. Perusahaan yang mengandalkan penjualan dalam negeri kini menghadapi tekanan berat karena produk mereka tidak lagi laku seperti sebelumnya, Gelombang kebangkrutan perusahaan pun semakin meningkat, terutama di sektor ritel, manufaktur, dan teknologi. Banyak toko dan pabrik yang terpaksa menutup operasionalnya, karena tidak mampu menutupi biaya produksi dan operasional di tengah permintaan yang anjlok. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Perusahaan-perusahaan besar yang dulunya stabil, kini terpaksa memangkas ribuan karyawan dalam upaya bertahan hidup. Data terbaru menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir saja, lebih dari 100 ribu karyawan di Indonesia telah kehilangan pekerjaannya.

Situasi ini semakin diperburuk dengan melemahnya investasi dan keengganan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Ketidakpastian ekonomi akibat deflasi berkepanjangan membuat banyak pemodal memilih menarik dananyaatau menunda ekspansi bisnis. Hal ini menyebabkan proyek-proyek besar terbengkalai, dan lapangan pekerjaan baru yang seharusnya tercipta justru menghilang. Jika tren ini terus berlanjut maka Indonesia berpotensi memasuki resesi lebih dalam, di mana PHK massal dan kebangkrutan bisnis akan menjadi pemandangan yang semakin lazim.

Masyarakat kini mulai merasakan dampak langsung dari deflasi berkepanjangan ini. Banyak keluarga yang kehilangan sumber pendapatan utama, kesulitan membayar cicilan rumah dan kendaraan, serta harus mengubah gaya hidup secara drastis. Bahkan, laporan menunjukkan peningkatan jumlah orang yang mencari pekerjaan di sektor informal seperti ojek online dan pedagang kaki lima, karena tidak ada pilihan lain. Namun, sektor informal pun mulai kesulitan karena daya beli masyarakat yang semakin menurun, membuat persaingan semakin ketat dan penghasilan semakin tidak menentu Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah tegas, kondisi ini bisa berujung pada krisis sosial yang lebih besar. Meningkatnya angka pengangguran berisiko menciptakan ketidakstabilan, mulai dari meningkatnya angka kejahatan, aksi protes besar-besaran, hingga meningkatnya jumlah penduduk miskin.

Langkah cepat dan strategis diperlukan untuk menghentikan spiral negatif ini, sebelum Indonesia benar-benar terjerumus ke dalam jurang resesi yang sulit untuk dipulihkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta Dilindungi