Surakarta – SNN.COM
12-oktober-2025
Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi, lebih dikenal sebagai Shohibul Maulid (Pemilik Maulid) atau Mu’allif Simtudduror (Pengarang Simtudduror), adalah seorang ulama besar, penyair, dan sufi yang sangat dihormati dalam tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, khususnya di kalangan Habaib (keturunan Nabi Muhammad SAW). Beliau dikenal atas kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW, keluasan ilmunya, serta nasihat-nasihatnya yang penuh hikmah dan sarat makna.
Riwayat Hidup:
Kelahiran: Habib Ali Al-Habsyi lahir pada tanggal 24 Sya’ban 1259 H (1843 M) di kota Qasam, Hadramaut, Yaman.
Nasab: Beliau adalah keturunan langsung dari Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidah Fatimah Az-Zahra dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Pendidikan: Sejak kecil, Habib Ali mendapatkan pendidikan agama yang intensif dari ayahandanya, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi, dan ulama-ulama besar lainnya di Hadramaut. Beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu Al-Qur’an, hadits, fiqih, tasawuf, bahasa Arab, dan sejarah Islam. Kecerdasan dan semangat belajarnya yang tinggi membuatnya cepat menguasai berbagai ilmu tersebut.
Perpindahan ke Indonesia: Pada tahun 1308 H (1890 M), Habib Ali Al-Habsyi hijrah (berpindah) ke Indonesia dan menetap di kota Solo, Jawa Tengah. Beliau memilih Solo sebagai tempat dakwahnya karena keramahan penduduk dan potensi untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai dan penuh cinta.
Dakwah di Solo: Di Solo, Habib Ali mendirikan majelis taklim, pesantren, dan masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah dan pendidikan. Beliau aktif memberikan pengajian, ceramah, dan nasihat kepada masyarakat. Dakwahnya dikenal sangat santun, bijaksana, dan menyejukkan hati. Beliau mengajak umat untuk mencintai Allah SWT, Rasulullah SAW, dan mengamalkan ajaran Islam dengan penuh keikhlasan.
Pembangunan Masjid Ar-Riyadh: Habib Ali juga dikenal sebagai penggagas dan pemimpin pembangunan Masjid Ar-Riyadh di Solo. Masjid ini menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan dan menjadi simbol kecintaan masyarakat Solo terhadap beliau. Masjid ini juga menjadi tempat diselenggarakannya peringatan Maulid Nabi yang sangat meriah dan dihadiri oleh ribuan jamaah setiap tahunnya.
Wafat: Habib Ali Al-Habsyi wafat pada tanggal 19 Rabi’ul Akhir 1333 H (1915 M) di Solo. Jenazahnya dimakamkan di kompleks Masjid Ar-Riyadh. Makam beliau menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Sejarah dan Pengaruh:Penyebaran Islam: Habib Ali Al-Habsyi memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Dakwahnya yang damai dan penuh cinta berhasil menarik simpati masyarakat dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Penulis Simtudduror: Karya monumental Habib Ali adalah Kitab Simtudduror, sebuah kitab yang berisi syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW (sholawat), sejarah hidup Nabi, dan nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi umat Islam. Kitab ini sangat populer di kalangan umat Islam di seluruh dunia dan sering dibaca pada acara-acara keagamaan, khususnya pada peringatan Maulid Nabi.
Pengaruh Budaya: Pemikiran dan ajaran Habib Ali Al-Habsyi memberikan pengaruh besar pada budaya dan tradisi keagamaan di Indonesia. Beliau mengajarkan tentang pentingnya mencintai Nabi Muhammad SAW, mengamalkan ajaran Islam dengan benar, dan menjaga persatuan umat.
Ulama Panutan: Habib Ali Al-Habsyi dikenal sebagai ulama yang sangat disegani dan dihormati oleh berbagai kalangan masyarakat. Beliau menjadi panutan bagi umat Islam dalam hal ilmu, akhlak, dan cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Kitab Simtudduror: Mutiara Indah Cinta kepada Nabi:
Isi Kitab: Kitab Simtudduror berisi rangkaian syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW (sholawat), riwayat hidup Nabi, mukjizat-mukjizat Nabi, serta nasihat-nasihat yang menyentuh hati. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dengan gaya bahasa yang indah dan mudah dipahami.
Makna Simtudduror: “Simtudduror” berarti “untaian permata”. Nama ini sangat tepat menggambarkan isi kitab yang penuh dengan mutiara-mutiara hikmah dan keindahan cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan Membaca Simtudduror: Membaca Simtudduror, terutama pada bulan Rabi’ul Awal (bulan kelahiran Nabi), diyakini membawa keberkahan, rahmat, dan syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Kitab ini juga dapat meningkatkan kecintaan kepada Nabi, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperkuat iman.
Penyebaran Simtudduror: Kitab Simtudduror telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan tersebar luas di seluruh dunia.
Pembacaan Simtudduror menjadi tradisi yang penting dalam peringatan Maulid Nabi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Menggali Lebih Dalam: Untuk memahami dan menghayati isi Simtudduror dengan lebih mendalam, disarankan untuk membaca kitabnya secara langsung, disertai dengan penjelasan (syarah) dari ulama yang kompeten.
Perjalanan beliau
Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi adalah sosok ulama yang sangat penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Beliau meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya berupa ilmu, akhlak, dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab Simtudduror adalah salah satu bukti nyata kecintaan beliau kepada Nabi dan menjadi inspirasi bagi umat Islam di seluruh dunia untuk mencintai Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan ajaran Islam dengan penuh keikhlasan. Beliau adalah teladan bagi umat Islam dalam hal ilmu, amal, dan akhlak yang mulia.
Reporter// Ade Rudiana
Editor. Amran