Mendapat informasi terkait 2 nelayan yang hilang dilaut, Kapolres Nias Selatan (AKBP Ferry Mulyana Sunarya, SIK) memerintahkan Satuan Polairud untuk melakukan penjemputan kepada Yadifati Laia (55), warga Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa, dan Zabali Amazihono (38) warga Desa Hilindraso, Kecamatan Toma, Kabupaten Nias Selatan.
Selama agenda penjemputan, Satuan Polairud harus menempuh jarak 52 mil dengan perjalanan selama 8 jam dan melewati cuaca tak menentu dan gelombang laut yang cukup tinggi.
“Keduanya merupakan 2 nelayan yang sempat dikabarkan hilang kontak selama 7 hari dilaut. usai mendapat informasi terkait penemuan 2 nelayan oleh beberapa nelayan asal Padang di sekitar perairan Labuhan Bajau, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat”, Ucapnya
Kapolres Ferry memberitahu bahwa Setibanya di wilayah Kabupaten Nias Selatan tepatnya di Kepulauan Tello pada Rabu dini hari, Kedua korban langsung diperiksa oleh tim medis Puskesmas setempat. Setelah dinyatakan dalam kondisi sehat, mereka diberangkatkan menggunakan kapal cepat menuju Kecamatan Teluk Dalam, dan tiba pada Kamis, 22 Mei 2025 pukul 11.00 WIB di pelabuhan baru.
Dengan pengawalan Polisi, Kedua korban langsung diantar kerumah masing-masing dan disambut penuh haru oleh keluarga.
“Ini bukan hanya bentuk tugas, Tapi juga panggilan kemanusiaan. Keselamatan warga adalah prioritas kami, dan kami bersyukur dua nyawa dapat kembali ke pangkuan keluarga. Saya menyampaikan apresiasi kepada tim Polairud, para nelayan yang turut membantu, serta seluruh pihak yang berkontribusi dalam proses penyelamatan ini”, Tuturnya
“Peristiwa ini bukan hanya tentang penyelamatan dua nyawa, tetapi juga menjadi cerminan nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh kepolisian dalam tugasnya melayani masyarakat. Kita ingin seluruh masyarakat Nias Selatan tahu bahwa mereka tidak pernah sendiri. Kami di sini, selalu siap hadir untuk mereka”, Tambah Kapolres Ferry.
Untuk diketahui, Keduanya berlayar menggunakan KM. Sepakat Bersama 04 dari perairan Hibala pada Selasa, 13 Mei 2025. Namun, kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin di tengah laut dan terjebak badai, hingga akhirnya terbawa arus hingga ke perairan Mentawai.