Bekasi // SNN – Kematian seorang ibu rumah tangga, Mursiti (62), warga Desa Sumberurip, Pebayuran, Bekasi, menggemparkan publik. Ia menghembuskan napas terakhir hanya tiga hari setelah dipulangkan dari RS Hastien Rengasdengklok, Karawang, dalam kondisi penuh luka dan misteri.
Padahal, awalnya ia hanya mengeluh bisul di bagian pantat. Tapi, siapa sangka, keluhan ringan itu berujung pada operasi besar, dua luka menganga di perut, sayatan di dekat kemaluan, dan akhirnya kematian.
Menurut keluarga, Mursiti datang ke IGD RS Hastien dengan keluhan sederhana.
“Dokter tanya, ibu bilang bisul di pantat. Tapi malah perut yang diperiksa, katanya ada cairan dan disuruh rontgen,” tutur salah satu anggota keluarga.
Beberapa jam kemudian, dokter menyarankan operasi darurat dan meminta tanda tangan persetujuan.
Namun, keluarga mengaku tidak mendapat penjelasan rinci soal tindakan apa yang dilakukan di ruang operasi.
Tiga hari pasca operasi, Mursiti dipulangkan. Saat keluarga mengganti popoknya di rumah, mereka syok berat: dua luka besar tampak di perut—
sisi kiri mengeluarkan darah segar, sementara sisi kanan mengucurkan cairan hitam pekat.
Lebih mengejutkan, ada bekas sayatan di dekat kemaluan, padahal keluarga tidak pernah diberi tahu tentang tindakan tersebut.
“Kami tahu ibu dioperasi, tapi tidak tahu sampai ada luka seperti itu,” ucap keluarga dengan suara bergetar.
Kecurigaan keluarga mencapai puncak saat jenazah dimandikan.
Di tengah isak tangis, mereka menemukan kain kasa tertinggal di dalam perut korban — diduga akibat kelalaian medis.
Kepala Desa Sumberurip, Jajang Suja’i, turut mendampingi keluarga mencari penjelasan ke pihak RS Hastien.
“Pihak RS bilang itu bagian dari SOP, bukan kelalaian,” ujar Jajang.
Pernyataan itu justru memantik kemarahan baru dari keluarga dan warga.
Video Viral, Publik Bergolak
Video kondisi luka korban berdurasi satu menit menyebar cepat di media sosial.
Dalam video itu tampak luka perut yang masih basah dengan cairan hitam, disertai suara keluarga yang menangis menuntut keadilan.
Warganet ramai menyerukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan malpraktik ini.
“Nyawa manusia bukan bahan percobaan,” tulis salah satu komentar.
—
🏥 RS Hastien Bungkam, Desakan Investigasi Menguat
Hingga berita ini diterbitkan, RS Hastien Rengasdengklok belum memberikan klarifikasi resmi terkait hasil operasi maupun temuan luka misterius.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik karena menyangkut hak pasien atas transparansi tindakan medis.
Pertanyaan-pertanyaan pun menggantung di udara:
• Apakah benar terjadi malpraktik?
• Mengapa operasi dilakukan tanpa penjelasan jelas?
• Benarkah kain kasa tertinggal dianggap SOP?
• Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Mursiti?
Masyarakat mendesak Dinas Kesehatan, IDI, dan aparat penegak hukum turun tangan.
Tragedi ini, kata warga, tidak boleh berakhir dengan diam — karena setiap nyawa adalah amanah, bukan angka di balik laporan medis.
By: Runda Permana