SNN, Mesuji Lampung – Pemerintah Kabupaten Mesuji melalui Dinas Pertanian bersama berbagai pihak menggelar rapat koordinasi untuk mencari solusi terhadap rendahnya penyerapan gabah petani oleh Bulog di Kecamatan Rawa Jitu Utara, Jum,at (11/04/2025).
Rapat digelar di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Telogo Rejo, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji. Hadir dalam pertemuan itu perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), pemilik mesin pengering padi dan RMU, Dandim 0426 Tulang Bawang, Polsek Rawa Jitu Utara, Bulog cabang Tulang Bawang, Tubaba, dan Mesuji, serta pihak Kecamatan.
Musim panen raya padi tahun ini membuat Bulog kewalahan menyerap hasil panen padi masyarakat. Akibatnya, banyak petani mengeluhkan serapan gabah yang dinilai tidak optimal.
Gudang Overlosd, Kapasitas Dryer Terbatas Plt Kepala Dinas Pertanian Mesuji, Samsi Hermansyah, mengungkapkan bahwa keterbatasan gudang dan kapasitas mesin pengering padi (Dryer) menjadi penyebab utama Bulog membatasi penyerapan gabah.
“Gudang Bulog saat ini dalam kondisi overload, sementara Bulog juga belum memadai untuk mengeringkan hasil panen padi dalam jumlah besar,” jelasnya.
Namun, menurut Samsi, persoalan gudang kini mulai bisa diatasi. Pemkab Mesuji telah mengupayakan gudang kosong yang bisa digunakan untuk menampung gabah petani. Hanya saja ketersediaan mesin pengering belum bisa ditambah dari pihak Bulog.
Solusi: pemberdayaan Dryer dan RMU Lokal dalam rapat koordinasi tersebut, ditemukan solusi bersama: memaksimalkan pemanfaatan mesin pengering padi (Dyer) dan Rice Milling Unit. (RMU) Milik Gapoktan, poktan, swasta maupun pribadi di wilayah Mesuji.
“Dengan memanfaatkan fasilitas lokal, Bulog tidak lagi harus membatasi penyerapan harian secara ketat. Ini akan sangat membantu proses pengeringan padi dan mempercepat penyerapan gabah,” ujarnya.
Kolaborasi ini akan dijalankan dengan skema kemitraan antara Bulog dan pemilik mesin pengering lokal. Proses pengawasan juga akan melibatkan aparat dari TNI dan Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Bupati Mesuji, Elfianah, menyatakan dukungannya terhadap solusi yang ditawarkan. Ia menilai kehadiran Bulog saat panen padi menjadi angin segar bagi petani, karena harga beli gabah oleh Bulog tergolong tinggi dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
“Alhamdulillah, berkat koordinasi dan kerja sama yang baik, kita bisa melibatkan semua pihak untuk mengoptimalkan serapan gabah,” ujar Elfianah.
Ia menekankan bahwa langkah antisipasi ini bukan sekedar menjalankan program, tetapai merupakan upaya nyata untuk meningkatkan taraf hidup petani di Kabupaten Mesuji. (Juari)