Rinaldi Alias Inal, Diduga Raja Solar Ilegal Bitung yang Kebal Hukum, Mafia Rakus, Rakyat Menjerit Aparat Di Tantang Bertindak.

sibernasionalnews.com

Bitung – Kota pelabuhan yang semestinya menjadi jantung ekonomi rakyat kecil kini dipaksa tunduk di bawah kendali mafia solar. Nama Rinaldi alias Inal kembali menyeruak, diduga kuat menjadi aktor utama distribusi BBM subsidi ilegal di wilayah Sulawesi Utara. Sosok ini disebut-sebut menguasai jalur pasokan solar bersubsidi, sementara nelayan, sopir angkot, hingga rakyat kecil hanya bisa menggigit jari.

Di saat rakyat kecil harus antre berjam-jam untuk sekadar mendapatkan solar dengan harga subsidi, sang mafia justru diduga menumpuk miliaran rupiah tiap bulan. Inilah potret ironi: subsidi negara yang seharusnya meringankan rakyat, justru dikuras habis oleh segelintir orang rakus.

Skema Licik di Balik Perusahaan “Tameng”

Inal bukan pemain kelas teri. Skema yang dijalankannya terbilang rapi, sistematis, dan terstruktur. Modus utamanya: mengalihkan solar subsidi dari SPBU langsung ke tangki pribadinya, lalu menjualnya ke industri dengan harga nonsubsidi.

Perusahaan miliknya, PT Renaldi Putra Sinergi, diduga hanya berfungsi sebagai “tameng legal”. Dari luar terlihat sah, namun di dalamnya beroperasi praktik distribusi ilegal yang merugikan negara hingga miliaran rupiah. Bendera perusahaan ini hanyalah kedok untuk melindungi bisnis hitam yang telah berjalan bertahun-tahun.

Rakyat Jadi Korban, Negara Dirugikan

Dampak dari praktik mafia solar ini sangat nyata. Nelayan di Bitung mengeluhkan sulitnya mendapatkan solar subsidi. Sopir angkot pun mengaku sering harus membeli solar dengan harga lebih mahal dari pasaran. Kondisi ini jelas menambah beban hidup rakyat kecil yang pendapatannya tidak sebanding dengan harga BBM industri.

Sementara itu, negara pun dirugikan dalam jumlah besar. Solar subsidi dibeli dengan harga murah dari negara, lalu dijual kembali dengan harga tinggi ke industri. Selisih harga inilah yang membuat mafia solar menumpuk kekayaan dalam waktu singkat, sementara APBN terus terkuras.

Kebal Hukum, Aparat Diduga Tutup Mata

Yang lebih menyakitkan, nama Inal kerap disebut sebagai sosok yang “kebal hukum”. Meski berulang kali muncul laporan dan keluhan masyarakat, ia tetap bebas menjalankan aksinya.

Publik pun bertanya-tanya: Mengapa aparat seolah tutup mata? Siapa yang melindungi sang mafia? Dugaan adanya “bekingan” oknum tertentu kian menguat, sebab praktik semacam ini mustahil berjalan mulus tanpa adanya jaringan perlindungan.

Polda Sulut Ditantang Bertindak

Kasus ini bukan lagi isu kecil. Ini adalah kejahatan terstruktur, sistematis, dan masif yang merampas hak rakyat. Oleh karena itu, publik mendesak Polda Sulawesi Utara untuk segera turun tangan.

Polda harus membuktikan diri sebagai aparat penegak hukum yang berdiri di sisi rakyat, bukan membiarkan mafia rakus terus menghisap subsidi. Jika tidak, kepercayaan masyarakat pada institusi kepolisian bisa runtuh.

Suara Rakyat: Mafia Harus Ditangkap!

Gelombang suara dari masyarakat kian lantang: Tangkap Rinaldi alias Inal, bongkar jaringan mafia solar, dan tindak tegas siapapun yang terlibat!
Rakyat kecil tidak butuh janji manis, mereka butuh keadilan nyata.

Mafia solar adalah musuh bersama. Bila dibiarkan, bukan hanya rakyat kecil yang menderita, tetapi juga masa depan bangsa yang dipertaruhkan.

(Team*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta Dilindungi