> Derita Warga Miskin yang seakan Terlupakan di Tengah Gempita Pembangunan Karawang
Karawang//SNN – Di tengah gencarnya pembangunan dan sederet program bantuan sosial yang diklaim terus digenjot oleh Pemkab Karawang, ternyata masih ada warga yang luput dari perhatian. Satu potret nyata kemiskinan yang mencolok kini ada di Dusun Bengle, RT 012 RW 004 Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok.
Adalah Bapak Idar, seorang warga lanjut usia yang kini terbaring sakit di rumahnya yang jauh dari kata layak huni. Rumah reyot berdinding sulaman bambu rapuh, berlantaikan tanah, dan bocor di sana-sini, menjadi saksi bisu perjuangan hidup seorang pria tua yang kini bahkan tidak bisa lagi berdiri tegak menghadapi kerasnya hidup.
Musim hujan adalah mimpi buruk. Air masuk menggenangi lantai tanah hingga menjadi lumpur, belum lagi luapan dari Kali Apur yang mengalir tak jauh dari rumahnya—membuat tempat tinggal itu lebih layak disebut kandang ketimbang rumah.
Ironisnya, dalam rumah yang nyaris rubuh itu, tinggal pula anak perempuannya yang mengalami gangguan bicara dan memerlukan perhatian khusus. Dua jiwa yang seakan “dibuang” dari daftar penerima program bantuan, termasuk Rutilahu yang konon diprioritaskan untuk masyarakat miskin.
Menurut keterangan kerabat dekat, Bapak Idar sudah lebih dari seminggu terbaring sakit tanpa perawatan medis memadai. Hingga kini, tidak satu pun bentuk bantuan dari Pemerintah Desa maupun Pemkab Karawang yang menyentuh keluarganya. Tidak dari Rutilahu, tidak pula dari program bantuan sosial lain yang saban tahun dikabarkan mengalir miliaran rupiah.
Lantas, ke mana arah pembangunan yang disebut pro-rakyat itu?
Apakah nasib Bapak Idar dan anaknya harus menunggu rubuhnya rumah dan hilangnya nyawa dulu, agar dipandang sebagai “layak dibantu”?
🖋️🖋️ : Jika benar program Rutilahu bertujuan menyejahterakan rakyat, mengapa masih ada rumah seperti milik Bpk Idar yang belum tersentuh sedikit pun? Sudah saatnya pemerintah setempat—khususnya Pemerintah Desa Dewisari dan Dinas Perumahan Rakyat Karawang—turun langsung ke lapangan, bukan hanya membaca laporan di balik meja.