Palangkaraya,SiberNasionalNews.Com/
Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Tengah Dr Agustin Teras Narang SH MH mengungkapkan, menurut data Badan Pusat Statistik, sepanjang tahun 2024 lalu Kalimantan Tengah memproduksi sekitar 366,14 ribu ton padi dari luasan sawah sekitar 111 ribu hektar dan produktivitas 32,98 kuintal per hektar. Bandingkan dengan produsen padi terbesar Indonesia di Jawa Timur yang memiliki luasan lahan sekitar 1,61 juta hektar, produksi padi 9,27 juta ton, dan produktivitas 57,33 kuintal per hektar.
Menurut Teras, kalau merujuk perbandingan luasan lahan pertanian, angka produksi, dan produktivitasnya, jelas bahwa Kalimantan Tengah tertinggal. Namun bukan berarti bahwa tidak ada ruang optimalisasi pertanian daerah di Kalimantan Tengah.
“Meninggalkan posisi Gubernur Kalimantan Tengah 2015 lalu, kami masih punya catatan tentang luas potensi lahan pertanian yang masih bisa dikembangkan hingga sekitar 300 ribu hektar. Belum lagi kalau ada riset dan pemetaan berkala yang terus dilakukan untuk menambah luas cadangan lahan pertanian,” ungkap Teras Narang.
Dirinya mengamati arah Kementerian Pertanian dan kunjungan menteri ke Kalimantan Tengah baru-baru ini.
“Saya apresiasi itikad besar mendorong pemerintah daerah untuk bisa menambah luasan lahan lewat diversifikasi hingga 75 ribu hektar pada tahun ini, yang katanya sudah mencapai 63 ribu hektar. Anggaran sebesar Rp3 triliun disiapkan demi mencapai target tersebut,” ujar Teras.
Teras juga gembira ada pengakuan atas gagalnya agenda food estate lalu yang menurut Menteri Pertanian karena pendekatan yang tidak holistik, sembari mau membenahi pendekatan pembangunan pertanian Kalimantan Tengah dengan belajar dari kesalahan sebelumnya.
“Saya harap dengan pendekatan baru dan evaluasi atas kegagalan sebelumnya, Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan sungguh bisa dioptimalkan lahannya dan berkontribusi lebih bagi kepentingan pangan nasional. Bisa mencapai target produksi padi 1 juta ton per tahun pada akhirnya, yang berarti ditargetkan naik sekitar 3 kali lipat dari produksi hari ini,” ujar Teras.
Teras mengimbau, untuk itu peta jalan, pelaksanaan, pengawalan, dan perbaikan berkelanjutan mesti sinkron dari hulu ke hilir. Pemerintah pusat dengan agendanya, mesti sejalan dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah yang ada dari Provinsi hingga Kabupaten dan Kota. Optimalkan peluang dukungan anggaran dari pusat dengan manajemen yang baik di daerah sehingga sektor pertanian kita bisa tumbuh dan berdampak bagi perekonomian petani, masyarakat, Kalimantan Tengah, dan juga kepentingan nasional.
Masyarakat, lanjut Teras, khususnya para kelompok tani, juga tidak lupa mengawal agenda Kementerian Pertanian yang tak lagi pakai konsep nama food estate, melainkan optimalisasi lahan dan cetak sawah rakyat ini. Agar apa pun nama programnya, hasilnya bisa terlihat dan dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat. Selain itu diharapkan juga adanya pelibatan yang maksimal dan aktif dari masyarakat petani setempat, dan didorong serta dibina para masyarakat Kalimantan Tengah yang memang berantusias terlibat aktif di program swasembada pangan tersebut, sehingga terhindar dari sekedar jadi penonton saja.
“Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tutupnya.
(Amos Diaz, Wakil Pimpinan Redaksi)