Daerah  

Warga dusun Jamantri 3 keluhkan akses jalan yang minim, tidak bisa di lalui kendaraan roda empat

Di balik ketenangan Dusun Jamantri 3, Desa Sabajaya, ada sebuah kenyataan yang menyesakkan dada. kenyataan yang tak terlintas di benak mereka yang hidup di tengah jalan aspal mulus dan deru kendaraan modern.

 

Di sini, Kampung Kadondong dusun Jamantri 3 seperti terjebak di sudut waktu. Roda empat belum pernah benar-benar menjejakkan ban di tanahnya. Jalan yang seharusnya menjadi urat nadi kehidupan, justru menjadi sekat yang memisahkan mereka dari pertolongan cepat.

Ketika musibah datang, seorang warga jatuh sakit parah atau seorang ibu mulai bertarung melahirkan, detik demi detik menjadi ujian. Tanpa ambulans yang bisa langsung masuk ke halaman kampung tersebut, keluarga dan tetangga bahu-membahu memanggul tubuh mereka, menapaki jalan minim sejauh ±1 kilometer menuju titik terdekat yang bisa dijangkau kendaraan. Satu langkah terasa berat, setiap hentakan kaki adalah pertaruhan antara nyawa dan kehilangan.

 

Harapan warga Kadondong sederhana: sebuah jalan yang layak. Bukan untuk kemewahan, melainkan untuk memastikan bahwa saat bantuan dibutuhkan, ia tak datang terlambat. Mereka menatap pemerintah Desa Sabajaya dan Pemerintah Kabupaten Karawang, berharap suara ini tak tenggelam di antara hiruk pikuk kota.

 

Karena jarak ±1 kilometer bukan sekadar jarak yang dekat yang bisa di lalui kendaraan roda empat—ia adalah garis tipis antara hidup dan mati warga kp. Kadondong Dusun Jamantri 3.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta Dilindungi